Berdasarkan laporan New York Times, saat itu tentara Israel menembakkan dua atau tiga peluru dari sebrang pagar dan mengenai bagian tubuh Najjar.
Pejabat kesehatan Gaza menyebut, Razan Najjar adalah orang Palestina ke-119 yang tewas sejak dimulainya aksi protes pada Maret Lalu.
Dilaporkan, Najjar adalah wanita kedua yang meninggal dunia. Adpun yang pertama seorang esniys remaja pengunjuk rasa.
Mengutip dari The Washington Post, militer Israel mengatakan akan menyelidiki kematian Najjar. Kendati demikian, mereka berdalih tindakan pasukannya 'sesuai dengan prosedur operasi standar.'
"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) terus bekerja untuk menarik pelajaran operasional dan mengurangi jumlah korban di wilayah pagar keamanan Jalur Gaza,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
"Sayangnya, organisasi teror Hamas dengan sengaja dan menempatkan warga sipil dalam bahaya," tambahnya.
Najjar merupakan penduduk Khuzza, sebuah desa pertanian yang terletak di dekat perbatasan dengan Israel.
Hingga akhir hidupnya, Razan Najjar ingin membuktikan bahwa wanita bisa mempunyai andil dalam masyarakat Palestina di Gaza.
"Menjadi tenaga medis bukan hanya pekerjaan untuk seorang pria, tapi untuk wanita juga," kata Razan al-Najjar dalam sebuah wawancara di kamp protes Gaza bulan lalu.
Razan Najjar juga pernah berkata kepada ayahnya sebelum dia meninggal dunia.
Ia mempunyai tekad untuk menyelamatkan nyawa dan memberi pesan damai kepada dunia.
"Kami memiliki satu tujuan, untuk menyelamatkan nyawa dan mengevakuasi orang. Dan mengirim pesan ke dunia: Tanpa senjata, kita bisa melakukan apa saja," ujar ayah Najjar.
Fakta baru pun terungkap setelah kematian gadis cantik berusia 21 tahun itu.
Ternyata Najjar punya seorang kekasih, dia adalah relawan pekerja ambulans, Izzat Shatat.
Izzat, mengatakan kepada Associated Press bahwa dia dan Razan Najjar berencana untuk mengumumkan pertunangan mereka pada akhir Ramadaan.
SUMBER: TRIBUNJABAR.ID